WOW BANYAK JUGA..!! Duit Rp 100 Miliar untuk Beli Alat Cegah Karhutla

- Selasa, 5 November 2019 | 11:59 WIB

Tahun 2020, Kalteng diprediksi akan mengalami kekeringan melebihi tahun ini. Oleh sebab itu, sedari dini Pemprov Kalteng telah membahas pencegahannya.

 

 PEMERINTAH Provinsi (Pemprov) Kalteng gerak cepat mengantisipasi terjadinya karhutla pada 2020. Sebab, kekeringan tahun depan diprediksi akan lebih parah dibandingkan tahun ini. Untuk itu, Pemprov Kalteng menggelar rapat evaluasi dan pencegahan karhutla. Rapat dipimpin langsung oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran.

Dalam rapat tersebut, setiap wilayah yang dipetakan rawan terjadi karhutla dan memiliki dampak serius karhutla, kepala daerahnya memaparkan fakta dan data riil. Selain itu, hasil pembahasan dievaluasi dan direncanakan pencegahannya. Bahkan, gubernur menganggarkan dana hingga Rp100 miliar untuk membeli peralatan untuk pencegahan karhutla.

Dalam rapat tersebut juga dilaksanakan penandatanganan komitmen bersama mencegah karhutla 2020. Komitmen ini akan menjadi acuan dalam pelaksanaan tahun depan. Gubernur mengingatkan agar tahun depan nanti Kalteng sudah lebih siap dalam mencegah karhutla, baik dari segi peralatan maupun sumber daya manusia (SDM).

“Pemprov Kalteng memiliki dana bagi hasil dana reboisasi (DBH-DR) Rp299 miliar, Rp100 miliar akan kami manfaatkan membeli peralatan,” katanya saat diwawancarai usai rapat evaluasi dan pencegahan karhutla.

Diungkapkannya, pihaknya sudah memetakan daerah-daerah yang rawan terjadi karhutla. Akan tetapi, yang masih menjadi kesulitan pihaknya adalah ketersediaan peralatan pemadaman karhutla. Pengalaman tahun ini menjadi acuan dalam melakukan pencegahan-pencegahan ke depan, khususnya bagi daerah yang dipetakan sebagai daerah rawan bencana.

“Saya ingatkan, tahun 2020 Kalteng harus lebih siap, termasuk untuk tahun-tahun selanjutnya,” ungkapnya kepada media di Aula Eka Hapakat, Kantor Gubernur Kalteng, Senin (4/11).

Dalam momen itu pihaknya meminta agar kabupaten/kota dapat memanfaatkan DBH-DR dan meminimalkan terjadinya karhutla. Ada beberapa komitmen bersama yang ditandatangani kepala daerah dalam rapat itu. Di antaranya, memperkuat upaya-upaya pencegahan dan kesiapsiagaan menghadapi karhutla yang dimulai sejak Januari 2020.

Upaya itu dilakukan melalui sosialisasi akan bahaya kebakaran hutan dan lahan, peningkatan kapasitas personel, peningkatan kapasitas peralatan, patroli, deteksi dini, pemadaman dini, dan upaya-upaya lainnya. Selain itu, dibuat pemantapan mekanisme penanganan darurat karhutla, sehingga penetapan status keadaan darurat mulai dari siaga darurat, tanggap darurat, dan transisi darurat dapat dilakukan secara tepat.

Juga membuat pedoman penetapan status keadaan darurat bencana karhutla di wilayah kabupaten/kota dan pemantapan sistem komando penanganan darurat bencana. Termasuk, pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terancam dan yang berdampak, serta mengalokasikan anggaran yang memadai melalui anggaran murni maupun anggaran darurat.

Kesepakatan lain yang dihasilkan saat itu adalah memantapkan kesinergisan antara pemangku kepentingan, yakni pemerintah, lembaga usaha, perkebunan, kehutanan, pertambangan, lembaga usaha, maupun masyarakat.

Sementara itu, berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Operasi Penanggulangan (Pusdalops) Kalteng, sejak Januari hingga 30 Oktober 2019, tercatat 38.371 hotspot tersebar di wilayah Kalteng. Luasan lahan terbakar berdasarkan laporan kabupaten/kota adalah seluas 12.880 hektare (ha) dan 134.229 ha berdasarkan data satelit.

Kejadian karhutla tercatat sebanyak 2.566 kali. Sebanyak 121 ditetapkan tersangka melalui mekanisme penegakan hukum. Selain itu, Pusdalops juga mencatat data penyakit yang erat kaitan dengan karhutla. Ada sebanyak 90.504 kasus diare dan 29.932 kasus infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) terjadi di Kalteng. (*/ce/ami)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X