Lempar Botol, Gubernur Akhirnya Minta Maaf

- Senin, 4 November 2019 | 12:56 WIB

PALANGKA RAYA- Buntut insiden di sela-sela pertandingan Kalteng Putra melawan Persib masih menjadi buah bibir di kalangan masyarakat. Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran mengakui dirinya telah melakukan pelemparan botol sebanyak dua kali. Untuk itu, selaku orang tertinggi di Bumi Tambun Bungai, mantan anggota DPR RI periode 2009-2014 itu meminta maaf kepada khalayak masyarakat.

 “Saya memohon maaf kepada masyarakat Indonesia khususnya di Kalteng, karena telah melakukan pelemparan botol. Itu bentuk teguran kepada PSSI dan wasit yang memimpin,” ujarnya kepada awak media, Minggu pagi (3/11).

Dirinya sadar betul apa yang dilakukan salah. Tetapi, itu dilakukan demi perbaikan persepakbolaan tanah air.  “Saya tahu saya salah, tetapi seorang kepala daerah harus berani melakukan itu, agar mafia bola yang dilakukan oknum-oknum tertentu dapat diberantas dan dibumihanguskan,” tegasnya.

Sementara, adanya momen bersitegang dengan Kapolresta Palangka Raya AKBP Timbul RK Siregar, dia sudah menganggap selesai. Tidak ada masalah yang masih terpendam. Tak perlu dibesar-besarkan.

“Saya tetap menitik beratkan kepada oknum PSSI dan oknum wasit yang ada,” tegasnya. Kader dari PDIP ini meminta kepada PSSI dan oknum wasit untuk melakukan evaluasi, untuk memajukan persepakbolaan di tanah air.

 “Saya sudah telepon dan menyampaikan kepada CEO Kalteng Putra H Agustiar Sabran, untuk segera melakukan somasi atau protes. Karena beberapa kali pertandingan merugikan Kalteng Putra. Agar PSSI mengetahui apa yang harus dilakukan,” katanya.

 Tidak ada lagi upaya membiaran yang dilakukan oknum-oknum PSSI dan juga wasit. Karena hal itu terjadi beberapa kali. Bahkan saat Kalteng Putra menang pun disebut ada mafia bola dan itu tidak terbukti hingga saat ini.

Bukti pembiaran yang dilakukan PSSI, di mana beberapa kali main di kandang dan menyaksikan sendiri laga berlangsung. Ada beberapa keputusan wasit yang sangat mengecewakan. Hal ini terjadi secara berulang-ulang. Itu diduga ada pembiaran yang dilakukan PSSI.  “Semestinya ketika bertanding lagi, harus berubah. Kejadian yang sama jangan sampai terulang, karena akan merugikan tim sendiri,” pinta pria kelahiran Sampit ini.

Dengan pergantian ketua PSSI ke tangan Iwan Bule, Sugianto berharap dapat berbuat banyak untuk kemajuan sepak bola Indonesia. Terutama memberantas mafia bola.

Dengan demikian akan menghasilkan bibit-bibit pemain yang berpotensi dan mengharumkan nama Indonesia baik di kancah nasional maupun kancah internasional.(nue/ram)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X