Loh Kenapa? Ada Penumpang Nekat Terjun dari Kapal

- Sabtu, 2 November 2019 | 21:57 WIB

PANGKALAN BUN – Kejadian meloncatnya penumpang KM Lawit berinisial MS (39) yang sempat membuat geger pada Kamis lalu (31/10), ternyata bukan kali ini terjadi. Kejadian serupa memang pernah terjadi dan informasinya dalam setahun ini sudah dua kali terjadi. Aksi ini terjadi karena faktor penumpang yang terbilang nekat dan sedang depresi.

Kepala Kesyabandaran Standar Operasional Pelayaran (KSOP) Pelabuhan Kumai Kapten Wahyu mengatakan, kejadian seperti ini sudah kedua kalinya. Pihak kapal sendiri sudah melakukan upaya imbauan dan peringatan agar tidak melakukan tindakan atau upaya penceburan diri. Namun para penumpang ini sendiri terbilang nekat dan tidak mengindahkan imbauan tersebut.

"Prosedurnya sebelum keberangkatan, kapten kapal selalu memperingatkan imbuan melalui radio dan diumumkan. Selain itu juga memasang beberapa tulisan di atas kapal," katanya.

Hanya saja, lanjut dia, para penumpang masih saja enggan memperhatikan dan menaati aturan serta larangan yang telah ditentukan. Terkait kejadian Kami situ, tambahnya, memang KSOP juga sudah memberikan peringatan agar nantinya tidak terulang kembali, sehingga pengawasan penumpang bisa lebih diperhatikan.

Sementara itu Kepala Pelni Pangkalan Bun Siswanto menegaskan, saat ini (Kemarin, red) penumpang masih berada di KM Lawit untuk melanjutkan perjalanannya. Kondisinya selamat dan tidak ada luka yang berarti. Berkaitan dengan aksinya memang pihak kapal mendapatkan informasi yang bersangkutan mengalami depresi. Selain itu juga sempat merasa ketakutan, sehingga meminta dirinya untuk segera turun dari kapal.

"Kami sendiri dari Pelni selalu melakukan kontrol keliling seluruh tempat penumpang sebelum keberangkatan. Penumpangnya yang nekat melompat ke air, padahal sudah dilarang," ujarnya. 

Sebelumnya, MS (39), melompat ke air saat kapal baru saja berangkat dari pelabuhan di Kumai. Beruntung, ia berhasil diselamatkan dan langsung dirawat. Kapal KM Lawit ini berangkat dengan tujuan ke Semarang. (son/ami/nto)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X