Cinta Profesi dan Terus Ingin Mengabdi

- Senin, 21 Oktober 2019 | 10:36 WIB

Rezki Fauzianti sangat mencintai profesinya sebagai bidan. Sudah sejak lima tahun lalu, lulusan Akbid Muhammadiyah Sampit tahun 2012 ini mengabadikan diri dan membantu masyarakat Kecamatan Antang Kalang, Kotawaringin Timur (Kotim).

 

TASRIFINOOR, Sampit

LIMA tahun berada di pedalaman Kotim sebagai bidan tentu tidak mudah. Meski statusnya hanya sebagai tenaga kontrak daerah, tidak menyurutkan semangat Rezki membantu sesama. Apalagi dengan keterbatasan saran dan prasara serta berbagai hal. Rezki Fauzianti tetap menjalani profesinya dengan tulus dengan berbagai pengalaman menegangkan hingga unik.

Anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku sangat mencintai profesinya sebagai bidan dan terus ingin mengabdikan diri kepada masyarakat. Dia betah berada di pedalaman di wilayah Utara Kecamatan Antang Kalang.

“Saat ini sudah susah mencari kerja dan terpenting lagi saya sangat menikmati dengan pekerjaaan yang saya lakukan ini,” ujarnya kepada Kalteng Pos, Minggu (20/10).

Dia bercerita, tinggal di pedalaman tidaklah mudah, namun dia senang bisa membantu warga sekitar. Dia menceritakan pernah membantu salah satu pasien yang ingin melahirkan di Desa Tumbang Gagu. Untuk menuju desa itu hanya bisa di lalui melalui jalur sungai. Banyak riamnya. Tidak ada jalan darat yang tembus.

“Saya terpaksa menggunakan jasa kelotok untuk membawa pasien itu ke Puskesmas Antang Kalang meski dengan kondisi riamnya banyak,” ujarnya.

Ketika itu ada masalah pada mesin perahu. Padahal itu malam hari, gelap, dan ada riam. “Masih banyak hal yang sulit untuk disebutkan. Itu semua saya lakukan untuk tetap melayani masyarakat di sana,” paparnya.

Dia menggunakan jasa perahu harus dengan sistem carteran. Biayanya bisa sampai Rp7 jutaan. “Namun itu semua pemerintah yang membayarnya menggunakan Jaminan Persalinan atau (Jampersal). Alhamdulillah bantuan itu cukup dan sangat membantu masyarakat yang tidak mampu,” tuturnya.

Dia juga pernah membantu persalinan di dalam mobil saat menuju Kota Sampit. “Namun itu pernah terjadi satu kali saja. Namun itu merupakan pengalaman yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup saya,” terangnya. (*)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X