Kulit Durian Jangan Dibuang, Ternyata Ada Manfaatnya untuk Masalah Kewanitaan

- Selasa, 15 Oktober 2019 | 11:38 WIB

PALANGKA RAYA- Meski perkembangan dunia tak terbendung, tapi tak sedikit pula kaum hawa yang masih bingung mengatasi keputihan. Tiga produk mengatasi masalah kewanitaan yang diciptakan oleh siswa-siswi SMAN 2 Palangka Raya ini patut dicoba loh.

Kearifan lokal di Kalteng masih dijaga hingga kini. Termasuk oleh para generasi penerus. Berbagai inovasi telah bermunculan dari otak-otak brilian generasi muda Kalteng. Bahkan tak sekali dua kali saja anak-anak generasi Kalteng tampil di ajang internasional untuk memperkenalkan kearifan lokal di Bumi Tambun Bungai ini.

Masyarakat Kalteng tentu bangga. Generasi muda yang berprestasi tak hanya di bidang modernisasi, tapi juga mengangkat isu-isu kearifan lokal yang dikombinasikan agar semakin diminati oleh generasi milenial. Salah satu contoh kecapi, alat musik tradisional yang akhirnya bisa digunakan dan dimainkan bukan hanya oleh sang ahli. Bahkan, bisa mengiringi lagu-lagu internasional.

Kali ini, empat siswa SMAN 2 (Smada) Palangka Raya yang termasuk dalam rombongan mengikuti ajang World Invention Kompetition And Exhibition (WICE) di Malaysia pada 2-6 Okotber 2019 lalu, berhasil menyabet medali perunggu. Penghargaan itu didapatkan atas karya yang memberikan manfaat luar biasa bagi kaum wanita, khususnya wanita milenial. Mereka adalah Sabina, Ajeng Kasih Romadhona, Athea Mustika Arham, Said Muhammad Akbar, dan Biaz Dea Nabila. Kelimanya berhasil menciptakan tiga produk mengatasi masalah kewanitaan, khususnya keputihan.

Tak bisa dimungkiri bahwa sebagian besar wanita pernah mengalami keputihan. Ternyata suku Dayak Ngaju memiliki kearifan lokal dalam mengatasi permasalahan kewanitaan ini. “Semua ini semata-mata berdasarkan kearifan lokal, berdasarkan riset dari BKKBN bahwa 75 persen wanita, khususnya remaja, pernah mengalami keputihan,” ucap Sabina membuka pembicaraan.

Melihat kondisi ini, sebagai generasi muda tentu ingin menciptakan inovasi bagaimana agar kearifan lokal di Kalteng tetap lestari, dengan menyasar generasi milenial. Sabina menyebutkan, tiga produk yang berhasil menyabet penghargaan itu terbagi menjadi tiga jenis, yakni kapsul, Yogurt, dan masker. “Kami menamakannya kobir. Diambil dari kata; kombinasi kulit durian dan gambir,” kata Sabina cekikikan.  Mendengar nama produk tersebut, penulis sempat heran. Sabina pun langsung melanjutkan penjelasannya.

Kobir ini, katanya, merupakan sebuah produk antijamur, kombinasi antara kulit durian dan gambir. Fungsinya untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans di area vagina. Jamur ini identik dengan terjadinya keputihan di bagian miss V atau area kewanitaan.

“Berdasarkan hasil penelitian, kombinasi kulit durian dan gambir ini ternyata zona hambatnya sangat efektif. Menghasilkan 23,5 mm zona hambat pada pertumbuhan jamur Candida albicans pada vagina,” katanya saat dibincangi di ruang kepala Smada.

Ide ini muncul lantaran kobir ini dahulunya sering digunakan oleh masyarakat Dayak Ngaju dengan pengaplikasian yang sederhana. Agar menarik saat dipamerkan di dunia, mereka pun membuat kombinasi, tanpa meninggalkan sisi kearifan lokalnya.

“Kulit durian ini merupakan limbah yang banyak ditemui di Indonesia, khususnya Kota Palangka Raya. Untuk itu, kami mencoba memanfaatkanya dengan mengusung kearifan lokal, karena memang merupakan salah satu kearifan lokal yang tidak banyak diketahui oleh generasi milenial,” ungkap perempuan berhijab ini.

Cara membuatnya mudah. Kulit durian dipotong-potong kecil dan dijemur sekitar tiga hari. Kemudian kulit durian tersebut ditumbuk dan diblender agar lebih lembut. Bahan yang kedua adalah gambir. “Gambir itu kan mudah dihancurkan, sehingga sangat mudah sekali membuatnya,” ucapnya.

Selanjutnya campurkan kedua serbut tersebut. Serbuk kulit durian dan gambir. Bahan tersebut dapat dijadikan tiga produk sekaligus.

Pertama, campur bubuk kulit durian dan gambir, kemudian dimasukkan ke dalam bungkus kapsul. Maka kapsul kobir dapat dikonsumsi oleh kaum wanita. Pemakaian disarankan dua kali dalam sehari, yakni usai sarapan dan menjelang tidur. Sebagaimana mengonsumsi obat pada umumnya, maka sebelum menggunakan kapsul ini, pastikan perut tidak dalam keadaan kosong alias belum makan.

“Tetapi terkadang generasi milenial ini jarang suka minum jamu atau kapsul,” katanya.

Untu menyiasati itu, tim memilih cara tersendiri, yakni mencampurkan serbuk kobir ke Yogurt. Cara ini diyakini ampuh merayu para remaja perempuan agar mau mengonsumsi kobir tersebut. “Produk ini masih terkontaminasi dengan bahan lain yakni Yogurt, tapi cara ini salah satu rayuan karena menjadi salah satu minuman kekinian,” beber perempuan kelahiran Kota Palangka Raya 9 Januari 2004 silam.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB
X