DBD Menggila, Tiga Orang Meninggal

- Sabtu, 5 Oktober 2019 | 11:29 WIB

PALANGKA RAYA-Permasalahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) menjadi ancaman serius bagi warga Kota Palangka Raya. Pada kegiatan pencanangan gerakan 1 rumah 1 jumantik (G1R1J) yang dilaksanakan di halaman Kantor Kelurahan Palangka, Kecamatana Jekan Raya, (4/10), disebutkan bahwa sepanjang tahun ini telah ada tiga orang meninggal dunia akibat DBD.

“Untuk tahun 2019, terhitung sampai September ini, dilaporkan sebanyak 82 kasus DBD positif, dengan jumlah kematian sebanyak 3 orang,” ucap Sekda Kota Palangka Raya Hera Nugrahayu dalam sambutannya.

Berdasarkan data laporan kasus DBD, pada tahun 2016 lalu terhitung ada 218 kasus. Kemudian, tahun 2017 sebanyak 156 kasus. Peningkatan signifikan kasus DBD terjadi pada tahun 2018, yakni berjumlah 356 kasus DBD positif dan merenggut 7 nyawa.

Menurutnya, saban tahun terus dilakukan upaya untuk pemberantasan penyakit ini, walaupun belum menunjukkan hasil yang optimal. Sebab, Palangka Raya merupakan wilayah perkotaan yang terus berkembang. Jadi, tidak luput dari sasaran penyakit demam berdarah yang terjadi setiap tahun. Hal ini pun meresahkan masyarakat, karena terus meningkat dengan jumlah kematian yang cukup mengkhawatirkan.

“Kecepatan dan ketepatan informasi dapat dijadikan kunci awal dalam merencanakan upaya pengendalian. Paling penting dari semuanya itu adalah upaya pencegahan, dengan melibatkan peran serta masyarakat dan lainnya,” ungkap Hera.

Mantan kepala Bappeda Kota Palangka Raya ini mengingatkan masyarakat agar jangan hanya mengandalkan petugas kesehatan saja dalam upaya pencegahan penyebaran DBD ini. Sangat diperlukan koordinasi dan kemitraan yang bersinergi untuk berkomitmen menciptakan lingkungan yang sehat.

“Dengan lingkungan yang bersih dan terus diperhatikan, maka akan sangat minim terjadi penyebaran penyakit yang berasal dari nyamuk ini,” sebut Hera.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palangka Raya Andjar H Purnomo mengungkapkan, dengan semakin padatnya jumlah penduduk di suatu ingkungan, maka akan semakin berpotensi menjadi tempat hinggapnya banyak penyakit. Misalnya penyakit DBD.

“Tentunya upaya pencegahan secara intens terus dilakukan pihak kesehatan, termasuk pengobatan kuratif bagi yang terpapar,” tegasnya.

Saat ditanyakan mengenai adanya tiga kasus kematian akibat DBD dan 82 kasus DBD positif, dirinya mengatakan bukan berarti hal tersebut menjadi patokan bahwa tahun ini tingkat perkembangan penyakit DBD dinilai ekstrem.

“Sebab, kami harus melihat parameter maupun perkembangan siklus penyakit ini. Ketika ada yang meninggal dunia karena penyakit ini, tidak serta merta memaksa kami untuk menetapkan kejadian luar biasa (KLB). Ada indikator lain juga yang mesti kami pertimbangkan,” jelasnya. (ari/ce/ram)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X