GAWAT..!! Karena Pekatnya Asap, Heli Water Bombing Lumpuh

- Rabu, 18 September 2019 | 15:13 WIB

SAMPIT- Helikopter Water Bombing tidak bisa melakukan pemadaman di Kabupaten Kotim karena terganggu pekatnya kabut asap. Hal itu disampaikan Dandim 1015/Sampit Letkol Czi Akhmad Safari, kemarin (16/9).

Luas hutan dan lahan yang terbakar cukup banyak, yakni mencapai 400 hektare. Adapun titip api yang terbanyak didapati di daerah selatan Kotim.

"Banyak kendala yang dihadapi tim dalam memadam karhutla di Kotim, terutama masalah kondisi cuaca, dan masalah personel yang terbatas," ungkapnya, Senin (16/9).

Akhmad Safari mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Kotim terutama bupati yang saat ini memerintahkan seluruh satuan unit perangkat daerah untuk turun membantu memadamkan api dengan membawa air menggunakan profil tank di setiap mobil terbuka.

"Sekarang ini kita menaikkan status siaga menjadi tanggap darurat. Semua pihak termasuk perusahaan perkebunan kelapa sawit juga diminta untuk mengatasi karhutla yang terjadi saat ini," terang Akhmad Safari.

Koordinator helikopter WB di Bandara Tjilik Riwut Kapten Irvan menyebut, kondisi asap yang semakin tebal melumpuhkan pengoperasian helikopter WB ini. Pasalnya, meski WB bertugas memadamkan karhutla, tapi dalam kondisi kabut asap semakin tebal tak dapat dipaksakan beroperasi.

“Minggu itu (15/9) kondisi kabut asap sangat tebal, bahkan pagi itu sekitar 200 meter saja jarak pandangnya. Tentu ini membahayakan WB apabila dipaksakan terbang,” katanya saat dikonfirmasi Kalteng Pos, kemarin.

Dijelaskannya, jarak pandang minimal untuk WB dapat terbang harus di atas satu kilometer. Meski pada dasarnya syarat terbang sama dengan minimal jarak pandang pesawat pada umumnya, yakni minimal 800 meter. Namun pada pengoperasian WB mempunyai pertimbangan khusus.

“WB biasanya melintas di atas perkotaan atau permukiman warga. Dikhawatirkan dengan jarak pandang yang sangat rendah akan mengganggu kerja pilot,” jelas Irvan.

Sebelumnya, Bupati Kotim Supian Hadi meminta seluruh elemen masyarakat terlibat, agar kabut asap dan karhutla berakhir. "Apa yang terjadi saat ini harus diselesaikan secara bersama-sama, agar karhutla bisa ditangani, dan kabut asap tidak ada lagi," pinta bupati. (sli/ram/ctk/nto)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB

Pantai Sungai Bakau Perlu Tambahan Fasilitas

Minggu, 14 April 2024 | 15:00 WIB

Warga Serbu Pusat Perbelanjaan di Kota Sampit

Minggu, 14 April 2024 | 10:26 WIB
X