Di Palangka Raya, Satu Meninggal Akibat Asap Pekat

- Rabu, 18 September 2019 | 13:55 WIB

PALANGKA RAYA- Satu warga diduga menjadi korban pekatnya kabut asap di Kota Cantik. Puguh Putu Sutedjo (42) meninggal di UGD RSUD dr Doris Sylvanus, Senin (16/9) pukul 21.25 WIB. Warga kelahiran Malang riwayat penyakit asma yang diderita kambuh.

“Beberapa waktu lalu Almarhum (Puguh, red) memang mengeluh sesak napas dan ada riwayat penyakit asma. Penyakit kambuh sore hari,”beber rekannya Aming, di kamar jenazah Senin malam (17/9).

Sebelum dibawa ke UGD RSUD dr Doris Sylvanus, almarhum sempat dibawa ke rumah sakit di bilangan Jalan Beliang. Almarhum sempat tidak sadarkan diri.

Menurut keterangan dokter yang disampaikan kepadanya, meninggalnya Puguh karena gagal napas. Namun dokter tidak menyimpulkan kematianya akibat terpapar langsung asap karhutla. “Dokter tidak bisa menyimpulkan meninggalnya oleh ISPA ataupun terpapar asap. Namun indikasinya gagal napas dan kita tidak bisa menyalahkan apakah karena asap, namun kita sebagai saudara sudah ikhlas dan ini sudah kehendak tuhan,”ungkapnya.

Wakil Direktur RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya dr Theodorus Sapta Atmadja menanggapi terkait meninggalnya salah satu pasien rujukan tersebut. Dijelaskan Theo Senin (16/9) sekitar pukul 20.00 WIB tiba pasien di UGD. Ditangani oleh tim medis, namun kondisinya sudah cukup riskan. Menurut laporan yang diterima, pada saat yang bersangkutan sampai, kesadarannya sangat menurun dan ada riwayat penyakit sebelumnya.

Namun pihaknya belum dapat menjelaskan detail, kendati ada yang menyebut pasien tersebeut mengalami riwayat asma. Dijelaskannya, bahwa riwayat penyakit yang dialami pasien tersebut, pada saat terjadinya kabut asap, maka akan tercetus kembali, sehingga penyakit yang diderita menjadi tambah parah.

“Pada pasien bersangkutan memang mengalami penyakit sebelumnya yaitu asma. Sehingga dengan adanya kabut asap ini membuat kondisinya menjadi buruk. Tetapi kalau kita orang sehat jika terpapar kabut asap dan memiliki pelindung diri, maka tidak akan dapat menyebabkan kematian. Tetapi pasien ini yang kebetulan mengalami penyakit sebelumnya dan terpapar, sehingga menjadi tambah parah,"tuturnya kepada awak media di Gedung RSUD dr Doris Sylvanus, Rabu (18/9).

Secara keseluruhan penyakit apapun yang dialami akan memperperburuk keadaan jika terpapar kabut asap termasuk asma, radang paru, bronkitis dan lain-lain jika tidak ditangani dengan baik.

"Saya dengar pasien bersangkutan tinggal di barak yang mungkin di daerah sekitarnya pun, udara tidak begitu baik sehingga bisa memperburuk keadaan yang dialami,"jelasnya seraya menyampaikan pihaknya akan tetap menjaga privasi pasien walupun sudah meninggal.

Pasien itu sempat menjalani perawatan dari jam 20.00 WIB dan pukul 21.00 WIB mengalami gagal napas. Upaya tim medis sudah dilakukan sesuai prosedur, sebelum dinyatakan meninggal pada pukul 21.25 WIB.

Untuk menghindari terdapatnya dampak kabut asap, masyarakat juga diimbau agar selalu menggunakan alat pelindung diri, perbanyak minum air putih, banyak makan sayur dan biar serta mengonsumsi multivitamin.

Disampaikan Theo juga, saat ini sudah ada 196 rumah oksigen. Sehingga diharapkan semakin banyak adanya rumah oksigen maka semakin banyak juga orang yang tertolong dan penanganan tidak menjadi lebih parah dari sebelumnya.

Kunjungan pasien rawat jalan mengalami peningkatan. Salah satu faktornya adalah karena RS Doris merupakan pusat rujukan di Kalteng sehingga memfasilitasi rumah sakit daerah yang telah bekerjasama dengan BPJS dan lainnya.

"Saat mereka tidak dapat menanganinkarena keterbatasan alat, maka perlu dirujuk kesini dan kita banyak mendapatkan pasien rujukan,"jelasnya.

Rumah oksigen sudah banyak dan instruksi dari gubernur untuk membuka disarana kesehatan maupun non kesehatan.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB
X