Bandara Lumpuh, Jalur Air Rawan

- Selasa, 17 September 2019 | 15:23 WIB

SAMPIT- Pemkab Kotim sudah menetapkan status tanggap darurat. Jarak pandang dan kualitas udara begitu buruk. Aktivitas penerbangan dan pelayaran terganggu. Bandara H Asan Sampit lumpuh akibat pekatnya asap. Begitu juga sejumlah kapal yang akan berangkat dan datang di Pelabuhan Pelindo III Sampit juga terganggu. Rawan akan kecelakaan. Meski demikian, aktivitas pelayaran masih dibilang aman dan berjalan normal.  

Kepala Bandara H Asan Sampit Havandi Gusli mengatakan, sekitar pukul 12.00 WIB, belum ada pesawat yang mendarat. Jarak pandang terbatas. Apalagi parahnya asap ini masuk dalam kategori berbahaya. Bahkan sampai pukul 13.00 WIB jarak pandang berada sekitar 500 meter saja. “Ini yang menyebabkan pesawat gagal mendarat di Bandara H Asan Sampit,”katanya, Senin (16/9).

Sementara itu, Kepala BMKG Kotim Nur Setiawan menjelaskan, Minggu (15/9) belum ada titik api atau hotspot. Sabtu, (14/9) jumlah titik api ada 530 titik, dan kondisi ini merupakan yang terbanyak. Beberapa waktu lalu, berdasarkan rilis dari BMKG hanya kisaran 347 titik api saja. Bahkan, kebakaran ini sudah merata terjadi di setiap kecamatan yang ada di Kotim ini.

“Lokasi terbanyak kebakaran masih di wilayah selatan,”jelasnya kepada Kalteng Pos, Minggu (15/9). Terpisah, Plt BPBD Kotim Muhammad Yusuf menambahkan, Sampit ini posisinya di tengah-tengah, kiriman asap ini berasal bukan hanya dari karhutla di kota saja, akan tetapi asap kiriman, baik dari wilayah selatan ataupun utara. “Kondisi saat ini membuat petugas kewalahan,”ungkapnya. 

Di Bandara Lanud Iskandar juga tertutup kabut asap. AKibatnya, pesawat Nam Air yang ditumpangi rombongan Bupati Kobar Hj Nurhidayah gagal mendarat tepat waktu. Seharusnya mendarat pukul 0730 WIB. Pesawat sempat mengalihkan pendaratan ke Bandara Ari Sumarmo. Akhirnya setelah dipastikan jarak pandang di atas minimal, pesawat mendarat pukul 12.30 WIB. 

"Dengan kondisi seperti ini menjadi pukulan berat bagi warga Kobar. Karena dampaknya sangat besar tidak hanya jalur penerbangan saja, tetapi juga ekonomi hingga terganggunya kesehatan masyarakat,"kata Nurhidayah.  

Menurutnya, kondisi ini sudah sangat berdampak buruk dan hendaknya masyarakat bisa stop melakukan pembakaran hutan dan lahan. Apalagi dengan kemarau yang cukup panjang menambah kesulitan para petugas dalam melakukan upaya pemadaman. Bahkan lokasinya yang sangat sulit dijangkau sehingga harus bekerja lebih ekstra. Walaupun demikian kondisi ini sudah sangat parah, dan berbagai peralatan serta personal sudah dikerahkan untuk melakukan upaya tetapi masih saja terjadi.

Perwakilan Nam Air Kobar Faizal membenarkan bahwa pesawat sempat mengalami kesulitan mendarat di Pangkalan Bun. Padahal sempat akan landing sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Setelah sempat berputar-putar diatasi, akhirnya membatalkan untuk landing dan memilih mengalihkan pendaratan ke Semarang.(rif/son/ram)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB
X