SAMPIT – Cuaca di sekitar Kota Sampit tampak menguning. Warga setempat terkesima melihat kondisi alam yang tiba-tiba berubah. Perubahan cuaca ini terlihat pada pagi hingga sore hari. Bahkan debu akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) beterbangan di udara sekitar Kota Sampit, sekalipun asap sedikit berkurang jika dibandingkan beberapa hari sebelumnya.
Salah satu warga bernama Rusdi mengatakan, cuaca di Kota Sampit terlihat kuning. Padahal masih pagi hari. "Saya mengakui keadaan ini seperti pada 2015 lalu. Tetapi perbedaan intensitas asapnya yang masih sedikit. Beda halnya pada 2015, cuaca terlihat kuning dan asap pekat. Namun yang terjadi saat ini hampir sama," kata Rusdi kepada Kalteng Pos, Jumat (13/9).
Warga asal Baamang ini mengaku di sekitar rumahnya di tepi Sungai Mentaya juga terjadi kabut asap yang cukup pekat. Cuaca yang tampak kuning itu juga terlihat di sekitar Baamang. "Kondisi ini sangat berbahaya. Saya juga pusing dan sesak nafas akibat cuaca yang buruk ini. Meski banyak sudah pemadam kebakaran, namun masih kurang dan belum mampu meredam terjadinya kebakaran di mana-mana," ungkapnya.
Sementara Plt Kepala BPBD Kotim Muhammad Yusuf menjelaskan, kondisi alam di Sampit jika berlangsung 3 pekan, maka peristiwa 2015 akan terulang. Namun Yusuf berharap, cuaca seperti pada 2015, jangan sampai terulang lagi. "Saya mengharapkan peran aktif dan keterlibatan masyarakat dalam menangani masalah karhutla ini. Jika terjadi kebakaran di wilayahnya diharapkan bantu dan terlibat untuk memadamkannya," harapnya. (rif/ens/ctk/nto)