Kabut Asap Menebal, Jam Masuk Sekolah Akhirnya Diundur

- Kamis, 12 September 2019 | 10:03 WIB

RAYA-Kabut asap yang terus menghiasi langit Palangka Raya beberapa hari ini, otomatis mengakibatkan buruknya kualitas udara. Dampak buruk bagi kesehatan menjadi hal yang tak mustahil terjadi. Terutama terhadap yang berusia anak serta berstatus peserta didik.

Oleh karena itu, Pemerintah Kota (Pemko) Palangka Raya mengambil kebijakan melalui surat edaran kedua, untuk mengundurkan jam masuk bagi peserta didik, mulai dari tingkat PAUD,TK, SD, hingga SMP. Jika sebelumnya peserta didik masuk sekolah pukul 06.30 WIB, kini menjadi pukul 07.30 WIB. Sebagaimana diketahui, pada Agustus lalu pemko pernah mengeluarkan surat edaran yang sama terkait pengunduran jam masuk sekolah. Kebijakan diambil lantaran kaut asap yang terus menyelimuti wilayah ini.

“Kami sudah berkoordinasi dengan dinas-dinas terkait. Keputusan diambil adalah mengunduran jam masuk sekolah dan tidak ada kegiatan di luar ruangan sekolah,” kata Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin, usai mengikuti rapat paripurna DPRD Palangka Raya, Rabu sore (11/9).

Selain mengundurkan jam masuk sekolah, hasil koordinasi antardinas di lingkungan pemko juga menhasilkan keputusan bahwa mulai hari ini memfokuskan untuk membagikan masker secara gratis kepada peserta didik.

“Selain itu, menyosialiasikan kepada peserta didik dan orang tua, kiranya saat berkegiatan di luar ruangan selalu memakai masker,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya Sahdin Hasan menambahkan, selama masih ada kabut asap tebal di wilayah Palangka Raya, maka jam masuk sekolah diundur menjadi pukul 07.30 WIB. Namun, dalam pelaksanaannya, setiap sekolah bisa menyesuaikan kondisi. Batas toleransi pengunduran bisa sampai pukul 08.00 WIB.

“Pukul 07.30 WIB. Secara administratifnya begitu. Tapi nanti di praktiknya seperti yang kami sampaikan kepada para kepala sekolah, mengingat situasi dan kondisi tidak sama, kami masih beri toleransi sampai pukul 08.00 WIB,” jelas Sahdin.

Meski terjadi pengunduran jam masuk sekolah, akan tetapi tidak diberlakukan pengurangan jam belajar. “Kami berharap supaya proses belajar mengajar tetap berjalan sebagaimana mestinya,” lanjut mantan kepala Disperindag ini.

Pihaknya pun berencana membagikan 10 ribu lembar masker gratis kepada para peserta didik.

“Saya langsung turun membagikan masker. Mulai dari anak TK hingga pelajar SMP. Besok akan dilanjutkan kembali pembagian masker kepada sekolah-sekolah yang belum sempat mendapat bagian,” pungkas Sahdin.

 

Soal Sumur Bor Fiktif, BRG Membantah

Sementara, ditemukannya sumur bor fiktif di Desa Henda, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis) yang diduga proyek Badan Restorasi Gambut (BRG) RI dan dikelola oleh Tim Restorasi Gambut Daerah (TRGD), menjadi sorotan publik. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng telah turun ke lokasi untuk memastikan kebenaran. Hasil penemuan di lapangan, sumur bor yang dibangun fiktif tidak berada pada kawasan titik koordinat pembangunan sumur bor oleh BRG.

Kepala TRGD Kalteng Fahrizal Fitri menegaskan, pembangunan sumur bor harusnya mengikuti titik koordinat pada peta yang sudah disediakan. Lokasinya pun minimal 200 meter dari bibir sungai, dengan pertimbangan sumur bor dapat menyediakan air.

“Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan oleh tim di lapangan, dengan melibatkan pihak-pihak terkait dan juga pihak yang bekerja sama dengan BRG pusat, sumur bor yang diduga fiktif tersebut selain di luar areal kerja BRG, juga tidak sesuai dengan spesifikasi ketentuan pembuatan sumur bor dari BRG,” katanya kepada awak media, Rabu (11/9).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X