Bursa Pilkada Mulai Memanas

- Kamis, 5 September 2019 | 13:25 WIB

PALANGKA RAYA-Menjelang masa pendaftaran di pilkada Kalteng, bursa calon gubernur (cagub) maupun calon wakil gubernur (cawagub) semakin memanas. Nama-nama elite bermunculan. Tak hanya dari politikus, tapi juga berlatar belakang pengusaha, birokrat, tokoh masyarakat, tokoh agama, terlebih petahana turut menjadi perbincangan publik. Apalagi ada sinyal kuat dari petahana Sugianto Sabran kembali maju pada pilkada yang akan digelar 2020 nanti.

Trik dan intrik mulai dimainkan. Ada yang secara gamblang menyatakan akan maju. Ada yang masih malu-malu tapi mau akan maju. Ada juga yang masih mencari celah agar bisa maju. Semuanya, lantaran untuk maju di pilkada, bukan hanya popularitas dan elektabilitas, tapi juga syarat formal yang harus dimiliki, maju melalui jalur independen atau diusung oleh partai politik (parpol) dengan jumlah minimal sembilan kursi di DPRD Kalteng.

Menelisik ramainya perbincangan publik tentang siapa yang akan menjadi cagub dan cawagub Kalteng, pengamat politik dan pemerintahan Dr Jhon Retei Alfri Sandi memiliki pandangannya. Menurutnya, desain pasangan calon pada pilkada amatlah menentukan keberhasilan pada pertarungan. Baginya, munculnya nama-nama kandidat, selain faktor popularitas, juga harus diperhitungkan secara matang elektabilitasnya.

 “Elektabilitas relatif cukup ditentukan banyak faktor. Seperti rekam jejak dan potensi politik. Bisa saja berafiliasi ke partai, dengan standar peluang diusung oleh parpol. Kemudian, ada SARA, intelektualitas dan sentiment korps, asosiasi, ormas, dan lain-lainnya,” katanya saat diwawancarai Kalteng Pos, kemarin. Munculnya sosok Jukiman, lanjut dia, cukup menarik. “Selain itu, unik dan spekulatif,” lanjutnya.

Alasan itu ia tuangkan, lantaran dilihat dari demografi, mindset publik terhadap latar korps masih harus perlu pengasahan mendalam agar bisa berpeluang.

Ia juga menyebutkan nama-nama lainnya yang bisa jadi pertimbangan. Katanya, banyak variabel seseorang bisa diajukan untuk menjadi calon gubernur maupun wagub.

 “Jika memperhatikan beberapa variabel di atas, maka nama Arton S Dohong, Aty Djodier (Wabup Barsel Satya Titiek Atyani Djoedir, red), Faridawaty (Ketua DPW NasDem Kalteng Faridawaty D Atjeh, red), Sigit K Yunianto (Ketua DPRD Kota Palangka Raya, red) dan Sipet Hermanto (Mantan Kepala Dinas Kehutanan Kalteng, red) jadi sosok yang bagus,” lanjut dia.

Tak hanya dari sisi itu saja, tapi dari akademik juga disampaikannya. Menurutnya, para kandidat yang berasal dari akademik, seperti Dr Andrie Elia Embang (Rektor Universitas Palangka Raya), Katma F Dirun (saat ini menjabat kepala Badan Kepegawaian Daerah Kalteng), Dr Bulkani (Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya), Dr Ibnu Elmi AS Pelu (Mantan Rektor IAIN Palangka Raya), juga menjadi sosok yang dinilai cukup kuat.

Selain ukuran itu, dari birokrat juga banyak nama yang dianggap pantas. Sebut saja seperti Slamet Winaryo (Kepala Dinas Pendidikan Kalteng), Agus Pramono (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kalteng), Leonard S Ampung (Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Kalteng), dan Mofit Saptono Subagio (Plt Kepala BPBD Kalteng) juga masuk radar.

Di sisi lain, beberapa waktu terakhir, banyak nama-nama bakal calon yang kerap diperbincangkan publik bakal maju, baik sebagai cagub maupun cawagub. Sebut saja seperti Sugianto Sabran yang merupakan incumbent, Habib Ismail Bin Yahya yang juga seorang petahana, Willy M Yoseph, Abdul Razak, Ujang Iskandar, Riban Satia, dan Nadalsyah (H Koyem, red). Sebagai seorang petahana, Sugianto kerap diharapkan berpasangan dengan kandidat yang bakal mendongkrak suaranya dan melengkapi unsur di pemerintahan. Selain itu, terangnya, skenario untuk pasangan calon yang bisa mendampingi Sugianto, harus memiliki berbagai unsur. Sebut saja seperti sosial keagamaan.  “Sebenarnya harus melihat komposisi paslon usungan partai lain,” terangnya.

Jika dalam skenario usungan yang lain tidak muncul tokoh muslim-muslim, atau bergelar kai maupun habib, dia menilai Sugianto-Arton, Sugianto-Aty Djoedir, atau Sugianto-Asdi. “Jika pasangan calon lain dengan komposisi muslim-muslim kurang kokoh, dapat diajukan Sugianto-Sigit K Yunianto,” bebernya.

Namun, skenario Sugianto-Edy Pratowo atau Sugianto-Koyem, Sugianto-Ben Brahim, Sugianto-Mofit, Sugianto-Slamet, Sugianto-Agus Pramono, dinilainya akan jauh lebih kokoh. “Sisi lain calon yang mungkin bakal muncul, yakni Willy-Ujang, Willy-Habib, Ujang-Habib, Willy-Edy Pratowo, Willy-Mariono,” ungkapnya.

Begitu pentingnya skenario itu, pungkasnya, bukan karena track record pelaksanaan pemilihan di Kalteng saja, tapi juga demi menguatkan pasangan calon (paslon) kelak. “Di Kalteng, tren pemilih, selain kemungkinan ada dugaan money politic, aspek sosial juga cukup memengaruhi. Karena strategi kampanye hitam pasti akan dipakai,” pungkasnya. (ami/ce/ala)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB
X