Gara-Gara Ini, Gubernur Tak Lagi Mikir Kalteng Jadi Ibukota

- Selasa, 13 Agustus 2019 | 10:18 WIB

PALANGKA RAYA-Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Palangka Raya diduga dilakukan secara sengaja. Terstruktur. Terorganisir dengan rapi. Meneror Kota Cantik. Sebab, saat memadamkan karhutla, tim maupun satgas diduga menemukan bukti yang mengarah adanya kesengajaan pembakaran lahan yang terorganisir.

Bahan bakar minyak (BBM) dan obat nyamuk bakar ditemukan. Dugaan-dugaan itu disampaikan oleh Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, saat bersama Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin dan Sekda Kalteng Fahrizal Fitri bertatap muka dengan dengan para ketua rukun tetangga (RT), rukun warga (RW), lurah dan camat se-Palangka Raya di Istana Isen Mulang, kemarin sore (12/8).

Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran bersama Danrem 102/Panju Panjung Kolonel Arm Syaiful Rizal, Kapolda Kalteng Irjen Pol Ilham Salahudin dan Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin meninjau langsung tempat kejadian perkara (TKP) kebakaran lahan.

“Kalau bisa, pesawat 24 jam bisa tetap turun di Kalteng. Jangan sampai karena kabut asap sehingga penerbangan menjadi macet,” celetuknya. Di areal tak jauh dari Bandara Tjilik Riwut. Siang itu, suami dari Yulistra Ivo melihat kejadian karhutla yang tak wajar. Apalagi, ada laporan bahwa karhutla yang terjadi diduga dilakukan secara terorganisir.

“Ditemukan di lapangan oleh satgas, oleh tim. Ini bukan indikasi lagi, tapi sudah ditemukan solar dan obat nyamuk bakar. Ditemukan di beberapa titik,” paparnya.

Menurutnya, dugaan itu ditambah dengan terfokusnya karhutla di Kota Cantik. Dugaan itu semakin menguat, dengan semakin banyaknya titik api yang terjadi. Tim pun, lanjut dia, sampai kewalahan memadamkan. “Di titik A terbakar, tim terjun ke sana. Belum selesai memadamkan, titik B sudah terbakar lagi,” sebut nya.

Dugaan teror pembakaran lahan ini dilengkapi dengan memori kelam kasus pembakaran sejumlah sekolah dasar (SD) di Kota Cantik tahun 2017 lalu. Awal-awalnya, banyak masyarakat dan aparat menduga hanya kejadian tak terduga atau musibah. Tetapi, lambat laun, rentetan gedung SD bergantian terbakar. Sampai akhirnya terungkap dalang di balik kebakaran itu.

Gubernur tak mau kejadian yang memilukan waktu itu terulang lagi di tahun ini. “Ini (Pembakaran, red) saya yakin terorganisir dengan rapi. Siapa orangnya? Tidak tahu. Jangan seperti kebakaran SD lalu,” katanya.

Dirinya, tambah politikus PDIP Kalteng ini, juga sudah berkomunikasi dengan kapolda Kalteng yang baru yakni Irjen Pol Ilham Salahudin agar para pembakar lahan diproses hukum. “Saya sudah sampaikan ke kapolda. Kalau memang terbukti, proses hukum. Dampaknya (Karhutla, red) banyak. Ini juga sudah minta bantuan Mabes Polri, nanti ketahuan siapa yang membakar,” serunya.

Dampak yang dimaksud oleh gubernur yakni wacana pemindahan ibu kota RI ke Kalimantan. Menurutnya, adanya karhutla ini, dirinya kurang semangat ibu kota akan dipindahkan ke Bumi Tambun Bungai. Sebab, sebagai kepala daerah, dirinya malu ada karhutla dan bencana kabut asap.

“Saya menjaga bukan karena Kalteng jadi ibu kota saja. Saya tidak memikirkan apa Kalteng jadi ibu kota. Tidak lagi!. Tidak jadi ibu kota pun, Kalteng ini harus dijaga. Saya malu begini. Sebetulnya wajib mundur. Tapi, kalau kami mundur, nanti mereka yang tertawa,” tutur adik kandung dari Agustiar Sabran ini.

Untuk itulah, pihaknya meminta agar camat hingga ke lapisan bawah membantu untuk mengatasi karhutla dan dampak kabut asap ini. “Instruksikan segera camat lurah RT, RW, damang, agar silakan bantu pemerintah sampaikan ke masyarakat jangan membakar lahan. Palangka, Kapuas, Katingan, dan Kotim yang saya jaga. RT, tokoh masyarakat, dan lurah jaga. Orang-orang yang dicurigai oleh RT, laporkan ke camat atau ke gubernur,” tegas pria yang pernah menjabat di DPR RI Dapil Kalteng ini.

Penyampaian dari gubernur itu direspons oleh perwakilan ketua RT yang hadir. Ketua RT 1 RW 10 Kelurahan Panarung Frismanogo, menyarankan agar pemerintah menggunakan ekskavator untuk mengurai lahan yang terbakar. Kata dia, ini juga akan mengurangi beban penyiraman menggunakan helikopter yang menghiasi langit-langit Kota Cantik.

Senada disampaikan Ketua RT 07 RW 25 Kelurahan Palangka, Kecamatan Jekan Raya, Romong. Kata dia, pemerintah bisa membuat gerakan masyarakat peduli api. Dia pun sudah mempraktikkannya di lapangan. Lahannya di daerah Menteng terbakar. Saat itu, kebakaran tak kunjung padam selama dua hari. Kendala BBM pompa air dan sumber air menjadi permasalahan mereka. Beruntung, Danrem 102/Pjg Kol Arm Saiful Rizal saat itu ke ladangnya. Melihat hal itu danrem memberikan bantuan.

“Setelah itu, saya bersama sekitar 10 orang warga, berhasil memadamkan api. Kami membuat lubang-lubang. Memadamkannya dengan mekanisme dan cara lokal. Keesokkannya, kami cek, api sudah padam. Mungkin cara ini bisa ditiru oleh pemerintah,” ungkapnya.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X