Karhutla Tak Kunjung Berkurang, Padahal Sudah 1.902 Kali Gunakan Bom Air

- Sabtu, 10 Agustus 2019 | 20:55 WIB

PALANGKA RAYA-Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) belum menunjukkan tanda-tanda berkurang. Titik-titik api masih banyak ditemui.  Sejak 23 Juli sampai 9 Agustus, sudah 1.902 kali helikopter melakukan bom air. Palangka Raya, Pulpis, Kotim, dan Seruyan menjadi daerah yang paling sering dilakukan bom air. 

Daerah tersebut menjadi yang paling sering kebakaran dan luasannya terbanyak dibandingkan daerah lain di Kalteng. Satu kali bom air, tandon air yang dibawa bisa menampung 4.000 liter air. Jika dikalikan, maka sudah mencapai 7.608.000 liter air yang dihabiskan untuk pemadaman melalui udara, menggunakan tujuh unit helikopter.

Kemarin (9/8), kebakaran lahan skala besar terjadi pada dua titik di wilayah Palangka Raya. Yakni di Jalan Karanggan dan lingkar luar Mahir Mahar. Di lingkar luar Mahir Mahar, helikopter melakukan bom air sebanyak 26 kali. Sedangkan di Jalan Karanggan, bom air dilakukan sebanyak 40 kali.

Meski ada pemadaman jalur udara, pemadaman melalui darat tetap dilakukan. Tim yang tergabung dalam Satgas Karhutla bahu-membahu memadamkan api agar tak meluas. Hingga pukul 19.00 WIB, api belum bisa dipadamkan.

“Kami sampai petang ini (kemarin) masih di lokasi. Melakukan pemadaman bersama rekan-rekan dari instansi lain,” kata Danki Satbrimob Polda Kalteng AKP Richard di lokasi.

Unit Intelmob Satbrimob Polda Kalteng dipimpin Kasi Intelmob Iptu Rachmat juga memasang garis polisi di lokasi lahan yang terbakar. Selain itu, dipasang juga baliho peringatan bahwa lahan terbakar dalam pengawasan pihak kepolisian. "Kami selidiki semua lahan yang terbakar. Kami mau temukan indikasi yang mengakibatkan terbakarnya lahan itu," tegasnya.  

Memasuki akhir pekan, Satgas Karhutla terlihat lebih sibuk dari hari biasanya. Dari berbagai sumber yang dihimpun Kalteng Pos, pada Sabtu dan Minggu semakin besar potensi pembakaran yang diduga dilakukan secara sengaja oleh oknum tak bertanggung jawab.

Kepala Subbidang Kedaruratan Bidang Operasi Posko PDB Karhutla Kalteng, Alpius Patanan tak menampik hal itu. Meski demikian, ia mengatakan bahwa tidak semua kebakaran lahan ada di titik baru. Kemungkinan juga titik api lama yang kembali menyala.

Pria yang juga menjabat Sekretaris PGIW Kalteng itu mengatakan, Pemprov Kalteng saat ini mendukung penuh upaya penanganan karhutla di Kota Palangka Raya, dengan mengaktifkan 14 regu pemadam yang bertugas setiap hari. Akan tetapi, kekuatan tersebut sering kali tak sepenuhnya dapat menangani seluruh laporan yang diterima.

“Dalam sehari, laporan diterima bisa sampai 16 titik. Itu di luar dari pemadaman lanjutan yang belum tuntas pada hari-hari sebelumnya,” ungkapnya. Begitu masifnya kejadian kebakaran akhir-akhir ini, regu-regu pemadam pun tidak akan bisa menangani seluruhnya.

“Mari dukung dalam doa, kiranya diturunkan hujan. Semoga seluruh personel pemadam kebakaran diberi kekuatan dan kesehatan dalam melaksanakan tugas-tugas mereka,” paparnya seraya mengharapkan oknum-oknum masyarakat yang tidak bertanggung jawab diberikan kesadaran.

Tak hanya kepada pelaku yang diminta kesadaran, tapi masyarakat umum juga. Kepedulian warga akan lingkungannya masing-masing sangatlah penting. Ketika melihat kebakaran, sebisa mungkin melakukan pemadaman dini. Ketika api masih skala kecil, dapat dipadamkan dengan bermodal satu ember air atau bahkan dengan ranting kayu.  

“Jangan biarkan api membesar. Jika memang sudah terlanjur besar, barulah segera melaporkan,” ungkapnya,” pungkasnya. (nue/ce/ram)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB
X