MULAI TERASA..!! Kabut Asap Selimuti Palangkaraya, Ayo..Pakai Masker

- Kamis, 18 Juli 2019 | 08:24 WIB

PALANGKA RAYA-Dampak kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mulai dirasakan masyarakat. Kabut sudah menyelimuti ibu kota Kalteng, Palangka Raya. Sebagian masyarakat memilih memakai masker saat beraktivitas di luar rumah. Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin didampingi Sekda Hera Nugrahayu angkat bicara mengenai kabut asap tipis yang mulai terlihat di Kota Cantik. “Kami sudah berkomunikasi dengan kabupaten tetangga, khususnya Pulang Pisau, karena kita ini diapit kabupaten lain dan asap ini merupakan kiriman,” katanya.

Di samping asap kiriman, lanjut Fairid, asap juga muncul karena dampak karhutla di Palangka Raya. “Kami terus berupaya memantau dan memadamkan kebakaran,” ujarnya.

Menurutnya, kebakaran juga disebabkan karena kemarau panjang yang melanda saat ini. Pemerintak kota (pemko) akan terus mengambil langkah-langkah efektif dalam mengantisipasi dampak yang ditimbulkan kabut asap.

Masyarakat pun diimbau agar selalu menggunakan masker ketika beraktivitas di luar rumah demi menjaga kesehatan tubuh. Pemko pun berencana mengadakan rapat membahas pembatasan jam-jam kerja maupun jam sekolah.

Sementara itu, Plt Kepala BPBD Kalteng Mofit Saptono mengatakan, data terbaru yang masuk ke pihaknya, terdapat  54 kasus. Yang paling banyak terjadi di Pulang Pisau, yakni 36 kasus. “Yang paling banyak adalah Pulang Pisau, disusul Kotim 12 kasus, Palangka Raya 4 kasus, dan Kapuas 2 kasus,” bebernya.

Mofit menerangkan, selama bulan Juli ini, tercatat ada 219 hotspot. Rinciannya, 71 hotspot di Pulang Pisau, 69 hotspot di Kotim, 25 hotspot di Barsel, 19 hotspot di Kapuas, dan sisanya tersebar di kabupaten lainnya.

Sementara, untuk karhutla yang terjadi pada bulan Juli ini sebanyak 116 kali. Rinciannya, Palangka Raya 61 kali, Kotim 15 kali, Pulang Pisau 13 kali, dan sisanya tersebar pada kabupaten lain.

Mengenai luasan lahan yang terbakar tercatat sekitar 370 hektare. Sebanyak 155 hektare di Pulang Pisau, 92,37 hektare di Palangka Raya, 78,98 hektare di Kotim, dan 6,71 hektare di wilayah Barito Utara.

“Kejadian kebakaran di Pulpis sedikit jumlahnya, tapi area yang terbakar paling luas dibandingkan di kabupaten lain. Soal kejadian kebakaran di Palangka Raya, hingga kemarin dilaporkan ada enam kali kejadian pada enam tempat berbeda. Ini yang cukup memprihatinkan. Saya meminta masyarakat untuk menjaga lahannya agar tidak terbakar. Jangan membakar,” pungkasnya.

Semakin terlihatnya kabut asap di langit ibu kota provinsi ini, membuat para aktivis lingkungan hidup turut prihatin. Kesal dan geregetan. Upaya pencegahan karhutla dinilai masih berjalan di tempat.

“Karhutla memang sudah menjadi fenomena klasik. Itu tandanya bahwa upaya pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah masih belum maksimal dan efektif,” ungkap aktivitis lingkungan hidup Kalteng, Aryo, Rabu (17/7).

Dirinya mempertanyakan klaim pemerintah yang menyatakan bahwa upaya pencegahan sudah maksimal. “Mengapa masih ada karhutla dan kabut asap?” tanyanya.

Menurut Aryo, untuk menjadikan Kalteng sebagai provinsi bebas asap, maka yang harus diupayakan tak hanya sekadar melibatkan semua stakeholder dalam melakukan sosialisasi, tetapi bagaimana menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama dalam upaya membebaskan Kalteng dari karhutla.

“Jika sekadar sosialisasi, ya bagus sih. Namun, apakah yang dilakukan itu efektif dan menyentuh pokok persoalan, sehingga ada feedback yang diperoleh dari masyarakat. Kalau melibatkan masyarakat secara langsung dan masyarakat sendiri yang menjadi pelaku utama dalam mencegah masalah ini, yakinlah bahwa bebas api dan bebas asap bisa terwujud di Kalteng ini,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, masyarakat kecil harus disadarkan bahwa masalah karhutla merupakan masalah bersama yang tidak bisa diatasi oleh satu atau dua pihak.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB
X