Gubernur Debat dengan Akademisi UGM, Ngotot Ibu Kota Pindah ke Kalteng

- Selasa, 9 Juli 2019 | 12:41 WIB

SAMPIT – Gubernur Kalteng Sugianto Sabran berupaya maksimal agar Kalimantan Tengah (Kalteng) ditunjuk jadi ibu kota pemerintahan menggantikan Jakarta. Perjuangan itu bahkan membuatnya harus berdebat dengan akademisi dari Universitas Gajah Mada (UGM) yang menyebut Kalteng belum layak jadi ibu kota pemerintahan.

Hal itu diungkap Sugianto dalam pidatonya saat menghadiri kegiatan Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) di Desa Eka Bahurui, Kabupaten Kotawaringin Timur, Senin (8/7).

”Sebagian besar akedemisi UGM menolak pemindahan ibu kota itu di Kalteng. Mereka inginnya di Kaltim. Saya sempat berdebat (dengan akademisi UGM) yang juga ada pak Presiden. Saya berdebat dan menyebutkan lahan gambut itu bukan masalah dan lagi Kalteng ini penduduknya tidak banyak, tetapi memiliki wilayah yang cukup luas,” tegasnya, tanpa menyebut nama akademisi yang dimaksud.

Sugianto menegaskan, warga lokal Kalteng, yakni suku Dayak, dinilai sangat terbuka dan akan menerima kebijakan pemerintah, serta mudah diatur. ”Kalau bukan di Kalteng, berarti membuat masalah baru. Lebih baik enggak usah pindah. Mending di Jakarta saja,” kata Sugianto tanpa menyebut masalah yang dimaksud.

Sugianto menuturkan, jika di Kaltim memiliki Tugu Soeharto yang menjadi kebanggaan daerah itu, maka di Kalteng memiliki Tugu Soekarno. ”Tugu Soekarno ini yang menguatkan kita. Saya yakin kalau bukan Kalteng, tetapi malah provinsi lain, berarti akan membuat masalah baru,” ujarnya lagi.

Menurutnya, Kalteng pantas dan cocok menjadi ibu kota pemerintahan RI sesuai cita-cata Soekarno yang mengharapkan Kalteng dapat menjadi ibu kota pemerintahan di masa depan. Dia berharap setelah presiden dan anggota DPR RI dilantik dan ditetapkan, rencana tersebut menjadi perbincangan serius untuk dibahas dan diselesaikan.

”Mudah-mudahan penetapan ibu kota terjadi tahun ini. Apabila Kalteng terpilih, saya berharap kepada bupati se-Kalteng agar beralih ke pangan dan budidaya ke peternakan dan perikanan,” katanya.

Lebih lanjut Sugianto mengatakan, apabila Kalteng menjadi ibu kota pemerintahan, sebagian besar penduduk akan berimigrasi ke Kalteng. Hal itu tentunya memerlukan ketersediaan dan ketahanan pangan yang kuat untuk mencukupi segala kebutuhan.

”Sangat dimungkinkan ada penambahan dua juta penduduk pendatang. Ditambah penduduk Kalteng sebanyak 2,6 juta, berarti ada 4,6 juta penduduk Kalteng. Jadi, stok pangan sangat penting, jangan sampai perolehan pangan masih mengambil dari luar,” ujarnya.

Sugianto menambahkan, wilayah segitiga emas yang digadang-gadang menjadi rencana lokasi pemindahan ibu kota pemerintahan, yakni Palangka Raya, Gunung Mas, dan Katingan, harus memikirkan ketersediaan dan ketahanan pangan. Dia mengajak kepala daerah, terutama di wilayah itu, beralih ke pertanian, peternakan, dan perikanan. (hgn/ign)

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB

Perumahan Dinas Guru di Katingan Jadi Arang

Rabu, 17 April 2024 | 12:57 WIB
X