Berbaur Warga Lokal, Jaga Walet, dan Menambang Emas

- Rabu, 12 Juni 2019 | 15:20 WIB

Berbeda dengan terduga teroris diamankan di Palangka Raya yang dikenal tertutup dengan tetangganya, justru kebiasaan sejumlah terduga terorisme jaringan JAD binaan ISIS yang diangkut dari Gunung Mas, sekilas membaur dengan masyarakat sekitar.

 

APRIANDO, Kuala Kurun

===================-=]

ROMBONGAN belasan warga datang menggunakan mobil Ranger merah (taksi), Senin (10/6) pukul 20. 00 WIB. Mereka meminta dicarikan dua kamar di lantai dua untuk menginap dengan biaya paling murah.

“Habis bekerja nambang emas, mereka datang banyak, dua keluarga, perempuanya memakai cadar semua, katanya dari Muara Rungan, rencananya mau ke Palangka Raya, namun taksi malam itu tidak ada,” kata Ali (45), penjaga losmen saat dibincangi Kalteng Pos, Selasa (11/5).

Saat memesan kamar, salah satu kepala keluarga menunjukkan Kartu Tanda Penduduknya (KTP). Atas nama Haliardi. Membayar lunas Rp140.000 untuk dua kamar lantai atas dengan harga ekonomis.

Belum sampai satu jam menginap, tepatnya pukul 21.00 WIB, kepolisian mengepung dan menggerebek losmen warna orange tersebut.

“Saya terkejut. Saat digerebek mereka sempat mencoba kabur namun puluhan polisi sudah mengepung. Ada saya dengar sempat berkata selamatkan anak-anak dulu,” ucapnya sambil menirukan kata-kata yang ia dengar dari salah satu terduga teroris, sesaat sebelum ditangkap.

Saksi mata lainnya, Rasyid, juga mengaku terkejut melihat puluhan polisi bersenjata lengkap mengepung losmen yang dijaga Ali.

“Jam 02.00 pagi diangkut polisi, yang saya lihat perempuan memakai cadar, anak-anak tiga, perempuan tiga, laki-laki empat orang, dibawa bersama dengan barang-barangnya seperti tas,” ujarnya.

Di tempat berbeda, fakta lapangan lainnya ditemukan.

Diketahui, terduga teroris jaringan JAD binaan ISIS ini keberadaanya sudah selama lima bulan di Kabupaten Gunung Mas. Mendirikan pondok yang berpindah-pindah. Membaur dan menumpang bekerja dengan masyarakat lokal untuk hidup.

Mereka bekerja sebagai penambang emas selama dua bulan di daerah Tumbang Tue, Kecamatan Rungan Hulu, dan beberapa tempat lainnya.

Menetap cukup lama di Dam (waduk) Biwit, Kecamatan Tewah, ikut masyarakat lokal bekerja sebagai penjaga sarang burung walet.

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Rekomendasi

Terkini

Tujuh Daerah di Kalteng Ini Terima Teguran KPK

Jumat, 26 April 2024 | 10:45 WIB
X