Tingkatkan Harga Karet hingga Rp9 Ribu

- Senin, 13 Mei 2019 | 12:52 WIB

PALANGKA RAYA-Kinerja Pemprov Kalteng di bawah kepemimpinan Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran semakin menunjukkan hasil yang positif. Lantaran, sebagai Pembina Asosiasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), gubernur melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) mampu meningkatkan harga beli hasil perkebunan yakni karet. Awalnya, harga karet yang lesu hanya berkisar Rp6 ribu per kg. Kini, melalui Asosiasi BUMDes sebagai pembeli, harga beli karet hasil kebun petani bisa mencapai Rp8 hingga Rp9 ribu per kg.

Gubernur Kalteng melalui Kepala Dinas PMD Hamka mengatakan, untuk sementara, ini masih diterapkan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Pihaknya, lanjut dia, telah bekerja sama dengan perusahaan karet yang mau membeli hasil karet dari petani.

 “Perusahaan karet yang bekerja sama dengan asosiasi yakni yang berada di Jalan Tjilik Riwut di sekitar Kecamatan Bukit Batu, Palangka Raya. Apabila asosiasi BUMDes membeli langsung di petani, maka harga beli Rp8 ribu. Namun, apabila petani mengantarkan karetnya ke asosiasi, maka harga belinya Rp9 ribu per kg,” kata Hamka di ruangan kerjanya, pekan lalu.

Sebelum diterapkan, terang Hamka, pihaknya lebih dulu menggelar pertemuan dengan instansi terkait termasuk Dinas Perkebunan, dan juga perusahaan hingga para petani. Sejak pertemuan di Sampit, Januari lalu itu, Hamka semakin yakin kerja sama yang dibangun telah menunjukkan hasil yang baik.

“Ini semua berasal dari keinginan pak gubernur yang peduli dengan para petani karet. Alhamdulillah, sejak Januari, hasilnya cukup bagus. Ada rencana untuk mengembangkan kerja sama ini ke beberapa asosiasi BUMDes di kabupaten lainnya. Termasuk juga di Gunung Mas. Beberapa waktu lalu, aparatur kecamatan di daerah Tewah juga tertarik. Tanpa menunggu lama, ini juga akan coba kita ekspansi,” terang dia.

Gubernur, tambahnya, peduli dengan para petani karet yang kurang bergairah berkebun karena harga karet yang cukup lesu. Untuk itulah, pihaknya melalui asosiasi BUMDes menerapkan kerja sama itu. Menurut Hamka, ada sekitar 24 dari 37 asosiasi BUMDes yang tergabung di usaha ini. “Ini selain untuk meningkatkan perekonomian, juga untuk membuat para petani karet bersemangat lagi,” ungkapnya yang saat itu didampingi Pendamping Asosiasi BUMDes Kalteng Rivanie Lesmana dan Satker P3MD M Efendie.

Tugas di bidang Pemberdayaan Usaha Ekonomi Desa di Dinas PMD melalui asosiasi BUMDes ini, jelas Hamka, akan terus ditingkatkan. Bahkan, asosiasi telah menjual sekitar 25 ton karet medio Januari-awal Mei. Pihaknya berharap, ini bisa membantu perekonomian. Petani yang kebingungan untuk menjual hasil pertaniannya pun, diharap bisa menghubungi asosiasi BUMDes di daerah masing-masing.

 “Penjualan pertama sekitar 15 ton, kemudian yang kedua 10 ton. Ini masih di Kabupaten Kotim yang mana ada pos pertama di Parenggean dan pos kedua di Samuda. Di daerah Cempaga, Kotim, asosiasi juga telah merambah untuk membeli hasil kebun sawit milik rakyat. Doakan semoga program ini terus bisa bermanfaat untuk masyarakat dan Kalteng Berkah,” pungkasnya. (ami)

 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

DPRD: Realisasi APBD Kotim tahun 2023 Lepas Target

Kamis, 28 Maret 2024 | 17:40 WIB
X