Pembangunan Jembatan Layang Mulai Dikerjakan

- Sabtu, 11 Mei 2019 | 12:18 WIB

PALANGKA RAYA-Banjir musiman yang menggenangi Bukit Rawi menjadi perhatian serius pemerintah provinsi. Karena itu, kawasan yang menjadi langganan banjir tersebut akan dibangun jembatan layang atau pile slab sepanjang 3 kilometer (km). Megaproyek yang ditaksir menelan biaya mencapai Rp350 miliar itu akan dibangun pemerintah secara bertahap. Jangka waktu yang ditargetkan untuk penyelesaian pembangunan adalah tiga tahun.

Saat ini kontraktor mulai menggarap pembangunan pile slab yang masuk wilayah Desa Bukit Rawi, Kecamatan Kahayan Tengah, Kabupaten Pulang Pisau itu. Tahap pertama yang dilakukan adalah mobilisasi alat untuk proses pengerjaan.

“Pengukuran sudah dilakukan. Tinggal melakukan pemancangan tiang yang saat ini masih dalam proses mobilisasi menuju lokasi. Minggu ini ditargetkan sudah sampai,” ungkap Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah III Provinsi Kalteng, Tedi kepada Kalteng Pos, Kamis (9/5).

Dijelaskannya, sejumlah alat berat yang akan digunakan dalam proses pengerjaan proyek tersebut sudah berada di lokasi, seperti ekskavator, crane, alat pengecor, dan peralatan lainnya.

“Tidak serta merta langsung dipancangkan tiang pemancang. Ada proses dan tahapan yang harus dilalui, mulai dari mobilisasi hingga pembangunan nanti. Sekarang sudah mulai beraktivitas,” tuturnya.

Pengerjaan pile sleb dilaksanakan oleh PT Bukit Palawi Pangkalan Bun dengan kontrak kerja selama satu tahun. Tahap pertama akan dibangun pile slab sepanjang 800 meter (m).

“Lebar pile sleb kurang lebih 7 meter dan kedalaman tiang pancangnya mencapai 23-30 m,” terangnya lagi. 

Terealisasinya pembangunan megaproyek jembatan layang (pile slab) di kawasan Bukit Rawi ini merupakan jerih payah Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran, yang selalu memperjuangkan pembangunan infrastruktur di Bumi Tambun Bungai.

Menemani gubernur dalam acara paparan materi tentang rencana pemindahan ibu kota di Kantor Staf Presiden (KSP), Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalteng H Shalahudin mengatakan, pembangunan jembatan sudah dimulai.

“Itu sudah teken kontrak,” kata Shalahudin kepada wartawan di Jakarta, sembari mengungkapkan bahwa beberapa bahan yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut sudah dalam proses pengiriman.

Untuk diketahui, kawasan Bukit Rawi memang menjadi salah satu prioritas penyelesaian. Pasalnya, jalur tersebut merupakan poros tengah dan akses vital yang menghubungkan Palangka Raya menuju Kabupaten Barito Selatan (Barsel), Barito Utara (Batara), Barito Timur (Bartim), dan Murung Raya (Mura).  Kemudian menghubungkan sebagian Gunung Mas, Kapuas, dan Pulang Pisau, serta dengan Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Timur (Kaltim).

“Tentu tidak mengabaikan kawasan lain yang rawan banjir. Contohnya, di wilayah barat, dari Pangkalan Bun ke Kotawaringin Lama. Juga di wilayah tengah atau lintas selatan, dari Plantaran ke Kasongan. Semua itu ditangani pihaknya karena merupakan jalan provinsi,” tambah Shalahudin.  

Kedalaman tanah gambut di Jalan Bukit Rawi mencapai 44 m. Sudah beberapa kali pihaknya melakukan penimbunan, tetapi tetap saja kembali turun. Pasalnya, penurunan tanah di wilayah itu terjadi setiap tahun. Sedangkan kedalaman genangan air saat terjadinya banjir berkisar 30 cm sampai 1,5 m.

“Tahap pertama merupakan slot dari kementerian sebesar Rp67 miliar. Dana tersebut diperuntukkan pembangunan sepanjang 800 meter. Sedangkan ruas jalan yang akan dibangun pile slab sepanjang 3 km, dengan perkiraan dana sekitar Rp350 miliar. Alokasi ini akan digelontorkan oleh pusat secara bertahap dan diharapkan dapat selesai dalam tiga tahun,” tutupnya. (nue/ami/ce/ala) 

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Infrastruktur di Pedalaman Katingan Memprihatinkan

Minggu, 21 April 2024 | 14:00 WIB
X