MENARI awalnya hanya dilakukan Kristi Afriani sebagai hobi untuk mengekspresikan diri. Namun, semakin lama menggelutinya, ternyata menari juga mengajarkannya mengolah rasa.

“Menari itu belajar mengolah rasa yang menyenangkan. Selain tentunya juga berolahraga dan sekaligus menyehatkan tubuh,” ucap gadis cantik kelahiran Palangka Raya, 2 April 1995 ini.

Tak hanya sampai di situ, menari bila ditekuni dengan serius bisa juga mengantarkannya pada prestasi dan perkenalan dengan orang-orang luar biasa yang kelak dapat mendukung masa depan.

“Saya sudah suka menari sejak SD kelas empat. Saya tetap ingin menjadi penari handal, tetapi saya juga bercita-cita bisa memiliki usaha mandiri,” ucap dara yang bercita-cita punya usaha mandiri ini kepada Kalteng Pos, Selasa (6/2).

Kristi sering tampil di acara yag digelar oleh dinas-dinas, baik Dinas Pariwisata ataupun UPT Taman Budaya Kalteng dan pernah tampil di luar kota bersama Sanggar Kahanjak Huang. “Tahun 2017, kami tampil di Kaltim dan Ambon. Sebelumnya juga pernah tampil di Jakarta dalam kegiatan Pekan Budaya Dayak tahun 2013,” ucap mahasiswi UPR ini.

Gadis kelahiran Palangka Raya yang memiliki motto “Jalani hidup dengan semaksimal mungkin” ini, memiliki harapan yang sederhana saja. Bisa terus berkarya dalam dunia tari dan dapat segera menyelesaikan kuliahnya.(*idu/uyi)