PROKAL.CO, v>
Malam launching dan bedah buku 101 tokoh Dayak pada Minggu 29 Juni di Taman Ismail Marzuki Jakarta sungguh-sungguh merupakan malam yang penuh pesohor. Di pandu oleh MC Donna Agnesia, kata sambutan oleh Prof Yohanes Surya dan sebagai pembahas Arswendo Atmowiloto dan pilsuf kondang DR Haryatmoko .
----------------------------------------------------------------------------------------------
JEMMY Y KAMIS, Palangka Raya
--------------------------------------------
BUKU 101 tokoh dayak yang ditulis oleh Masri Sareb Putra ini membagi tokoh dayak kepada tiga kategori. Yakni Tokoh Sejarah, Tokoh Masa Kini dan Tokoh Masa Depan.
Tokoh sejarah yang membuka jalan dan menjadi suri tauladan. Tokoh masa kini manusia dayak yang unggul dan sanggup bersaing di segala bidang. Tokoh masa depan memotivasi dan menginspirasi.
Dari 6 juta populasi Dayak yang tersebar di Satu Pulau Kalimantan dan Tiga Negara yaitu di Indonesia, Malaysia dan Brunei terpilih 101 tokoh Dayak dari berbagai dimensi.
Ternyata Dayak manusia luar biasa. Mereka menonjol di bidang masing-masing. Mampu bersaing di manapun dan di level apapun. Diantaranya; Agustin Teras Narang , mantan pengacara yang pernah jadi Ketua Komisi II dan III DPR RI, yang saat ini menjabat Gubernur Kalimantan Tengah.
Juga ada wanita Dayak, Lisa Binti yang adalah Kepala Divisi Informasi Bank Indonesia. Norico Gaman (47) yang sering kita lihat di televisi adalah lelaki Dayak yang adalah Kepala Securitas BNI 46, sebuah jabatan yang sangat bergengsi.
Lalu, ada Mirintan Binti (48) , Produser Film dan Cerpenis. Juga Prof Marijati Sangen yang adalah Profesor Dayak wanita.
Selain tokoh-tokoh tersebut buku ini juga memuat tentang tokoh yang penting dalam sejarah Kalimantan Tengah seperti Tjilik Riwut, Mahir Mahar, Hausman Baboe dan lain-lain.
“Awalnya waktu dikontak saya kaget juga. Penulis buku ini adalah Bapak Masri Sareb Putra Dayak Kalbar yang sudah menulis lebih dari 60 buah buku,” kata Mirintan Binti kepada Kalteng Pos, Rabu (2/7) siang.
Mirintan baru mengetahui, rupanya Masri Sareb Putra menelusuri data dan kegiatannya di internet. Mulanya,Mirintan tidak setuju karena merasa masih banyak orang lain yang pantas masuk 101 tokoh Dayak. Tapi setelah dijelaskan latar belakang pemilihannya baru setuju.
Sebagai generasi muda Dayak ia berkeinginan memberi contoh bahwa orang Dayak tidak boleh takut bersaing di pentas nasional. “Karena, kita juga adalah manusia unggul yang harus memotivasi dan menginspirasi anak-anak muda Dayak untuk terus belajar dengan giat, banyak membaca dan membuka wawasan,” pesannya. (*)