PROKAL.CO, PALANGKA RAYA - Generasi muda lebih tertarik kebudayaan modern yang menurut mereka lebih gaul dan tidak ketinggalan zaman. Maka, bila ini tidak dijaga, kebudayaan yang merupakan warisan nenek moyang akan tergeser dengan kebudayaan modern tersebut.
Dan, salah satu upaya pelestarian kebudayaan daerah adalah dengan kegiatan yang bisa merangsang generasi muda agar punya rasa memiliki dan ingin belajar sebagai aspek pendukung pelestarian kebudayaan tradisional.
Digelarnya Festival Maneser Panatau Tatu Hiang adalah salah satu caranya. Di mana, dalam festival ini melombakan tari garapan etnik, lomba busana etnik dan tari etnik tunggal kontemporer.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kalteng, Guntur Talajan sangat mengapresiasi festival ini. Menurutnya, ini menjadi angin segar bagi para pelaku seni untuk mengasah kemampuan seninya dalam festival ini.
“Dengan adanya kegiatan seperti ini, kita mendorong muda-mudi mencintai budaya sendiri. Karena dilihat dari pesertanya, datang dari berbagai kalangan dan umur yang masih muda-muda,” bebernya.
Guntur berharap, ke depannya kegiatan seperti ini selalu ada setiap tahunnya, dan dukungan dari pemerintah sendiri agar dapat ikut mempromosikan budaya Kalteng khususnya kesenian dan banyak lagi lainnya.
“Ini juga menjadi salah satu strategi agar wisatawan dapat datang dan berkunjung ke Kalteng ini, dan otomatis menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta menjalankan visi misi gubernur untuk mengembangkan pariwisata di Kalteng ini,” pungkas mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kalteng ini.
Sementara itu, Sanggar Seni dan Budaya Riak Renteng Tingang selaku pihak penyelanggara Festival Maneser Panatau Tatu Hiang Festival berharap, kegiatan ini menjadi ajang promosi untuk mengenalkan budaya Kalteng ke dunia luar.
“Harapan kita, agar ajang seperti ini dapat membuat Kalteng dilihat dan dikenal oleh orang luar, sehingga budaya kita bisa diterima dengan baik,”ujar Ketua Pelaksanaan Festival Maneser Panatau Tatu Hiang Sintya Yollanda kepada Kalteng Pos, Kamis malam (11/5) di Betang Hapakat.
Sintya menjelaskan, yang mendaftarkan diri sampai technical meeting berjumlah 580 orang dan 40 grup dari berbagai usia dan kategori. Fertival ini diikuti dari sejumlah kabupaten, seperti Kabupaten Katingan, Kapuas, Kotawaringin Timur, Barito Utara dan Kota Palangka Raya serta dari Kalsel.(ari/c3/bud/nto)